Monday, April 4
Derita Si Topeng Monyet
Sering melihat topeng monyet di depan sekolah? Sekilas mungkin kita akan tersenyum melihat tingkah laku monyet yang terlatih ini. Tapi sebenarnya, banyak yang bikin hati sedih lho, kalau melihat kehidupan asli mereka.
Kebayang nggak sih, saat monyet-monyet itu sedang naik motor, lalu untuk menghentikan lajunya, maka si “majikan” akan menyentakkan rantai, lalu jatuhlah monyet itu. Belum lagi sekarang makin banyak topeng monyet yang beraksi di dekat jalan raya, yang ramai dan berisik. Padahal seharusnya kan monyet-monyet itu hidup di habitatnya yang jauh dari kendaraan bermotor?
Ini dia beberapa temuan GADIS saat berkunjung ke Kampung Topeng Monyet di Cipinang beberapa waktu lalu. Bikin hati miris!
* Menurut salah seorang ‘juragan’ topeng monyet yang memiliki 30 ekor monyet, tahapan pertama monyet untuk bisa menjadi topeng monyet adalah dengan melatihnya untuk berdiri seperti manusia. Untuk itu, digunakan tongkat yang membujur dari tali leher ke pinggangnya. Jadi si monyet (yang dasarnya berbadan bungkuk itu) mau nggak mau akan tegak. Karena kalau bungkuk, bagian punggungnya akan sakit terkenal tongkat itu.
* Saat sedang berlatih untuk mengendarai motor, membawa payung, ataupun menirukan gerakan sholat, alat yang digunakan oleh “majikan” adalah cambuk! Jadi, kalau monyet itu nggak patuh dengan perintahnya, cambuk lah yang akan berbicara. Kasihan, ya?
* Monyet-monyet itu hidup dalam kandang yang kecil, pas dengan ukuran badannya. Terbayang, kan gimana tersiksanya mereka yang seharusnya hidup di alam bebas?
* Yang paling menyedihkan, si tukang topeng monyet itu bercerita kalau banyak juga monyet yang mengalami kecelakaan di jalan raya, karena tertabrak mobil atau motor, dan mati di tempat.
Melihat tekanan yang dihadapi oleh para monyet ini, nggak heran kalau pada akhir tahun 2008 di Cina ada kasus seekor monyet yang menyerang “majikannya” dengan menggigit dan menjambak. Karena binatang memang seharusnya disayang, bukan untuk dieksploitasi.
sumber : gadis.co.id
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment